Setelah
satu pekan membombardir Gaza dengan angkatan udara dan angkatan laut,
akhirnya Israel harus menarik mundur pasukannya. Penarikan pasukan itu
dilakukan menyusul kesepakatan gencatan senjata, Rabu (21/11) petang,
yang juga mengharuskan Israel memenuhi syarat dari Hamas, yaitu
menghentikan operasi pembunuhan terhadap para aktivis perlawanan
Palestina dan membuka perlintasan-perlintasan Jalur Gaza yang diblokade.
Perdana
Menteri Palestina di Jalur Gaza Ismail Haniya mengatakan bahwa gencatan
senjata itu merupakan kemenangan bagi rakyat Palestina.
“Kami
ucapkan selama kepada rakyat atas kemenangan ini. Yang membuktikan
rakyat Palestina dan perlawanannya memiliki kemampuan tinggi untuk
berjuang, kreatifitas, kesabaran dan umat menunjukkan keberpihakannya
pada rakyat Palestina dan bahwa mereka tidak sendirian. Kami tegaskan
bahwa kami puas dengan kesepakatan gencatan terhormat ini,” kata Ismail
Haniya, Rabu (21/11) malam, usai kesepakatan gencatan senjata.
Haniya
juga menyampaikan apresiasinya kepada Mesir atas upayanya mencapai
gencatan terhormat serta peran besar yang dilakukan Presiden Muhammad
Mursi dan pemerintahnya.
Gencatan senjata disepakati antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan penjajah Israel di Kairo. Pemerintah Mesir menjadi mediator dalam upa mencapai gencatan senjata itu.
Gencatan senjata disepakati antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan penjajah Israel di Kairo. Pemerintah Mesir menjadi mediator dalam upa mencapai gencatan senjata itu.
Israel
yang memulai menyerbu Gaza dengan serangan udara massif sejak Rabu
pekan lalu, dinilai ketakutan dengan serangan balasan Hamas yang
mengejutkan. Setelah Hamas diketahui mampu menjatuhkan roket hingga Tel
Aviv dan menjatuhkan sejumlah pesawat tempur serta menghantam kapal
perang Israel, Negara Zionis itu mengajukan gencatan senjata.
Namun,
di pihak Palestina yang telah banyak jatuh korban termasuk anak-anak,
Hamas tidak mau gencatan senjata kecuali Israel bersedia menghentikan
operasi penangkapan dan mengakhiri blokade Gaza.
Dukungan
sejumlah negara, khususnya Mesir dan Turki, membuat posisi Hamas
semakin kuat. Ditambah dengan dukungan umat Islam dan warga
internasional di berbagai penjuru dunia yang melakukan demonstrasi
membela Gaza, dinilai semakin menyudutkan Israel hingga akhirnya
menyetujui gencatan senjata dengan memenuhi syarat-syarat yang diajukan
Hamas.
0 komentar:
Posting Komentar